Arsip Ingatan
Kebanyakan hal yang kita coba ceritakan bukan untuk membuat orang impressed atau tertarik dengan kita. Tapi, lebih besar daripada itu, saya sendiri punya preferensi berbeda soal menyampaikan sesuatu. Tajam atau tidak, sederhana atau bermewah mewahan dalam kata. Semua ada tujuannya.
Mungkin saya bisa terlihat receh sereceh recehnya atau bahkan kaku sekaku kakunya, itu sebenarnya cara untuk menyesuaikan dengan siapa saya berbicara. Karena ada banyak hal yang saya bahkan tidak tahu sejauh saya menjalankan hari hari.
Maka setiap perjumpaan atau pembicaraan diusahakan memberikan ingatan baru dan informasi baru yang sekiranya bisa membangun banyak hal. Itu yang saya optimalkan, sambil mengingat ada berapa banyak orang yang sudah saya temui dan berapa banyak orang yang masih tetap berhubungan hingga sekarang.
Saya terkadang membayar pertemuan dengan banyak hal yg saya optimalkan tanpa orang orang sadari. Itu cara saya menghargai waktu dan informasi yang orang lain berikan. Butuh waktu berjam jam untuk membuat catatan penting. Bukan catatan dalam arti yang sebenarnya, hanya catatan yang coba saya runtut di dalam memori kepala.
Sekecil apapun yang orang lain bicarakan adalah sesuatu yang akan saya coba simpan. Seremeh apapun itu, karena mungkin hal remeh tadi yang akan membawa kita pada pembicaraan yang lebih rahasia lagi pada pertemuan di masa depan.
Tanggal lahir anda, makanan yang anda suka, baju yang anda kenakan saat terakhir kita bertemu juga saya bisa ingat. Tujuannya hanya satu, anda merasa berharga untuk saya. Karena memang tidak banyak yang bisa melakukan hal remeh temeh seperti itu.
Sampai pada satu pertanyaan yang dilontarkan kepada saya
"Lah kok kakak ingat? Terus gimana kalo sampai kakak menikah nanti? Apa masih ingat?" Pertanyaan paling absurd yang pernah saya terima.
Kenapa saya harus melupakan tanggal lahir seseorang atau sekelompok orang karena saya sudah menikah atau akan menikah. Apakah ketika saya mengingat sesuatu artinya terlarang untuk hal lain? Itu bukti kalau hari ini. Orang orang yang mengingat kita dan yang kita ingat lingkupnya sudah sangat terbatas.
Karena kepedulian dianggap terbatas hanya pada hubungan darah dan hubungan legal dan dengan persetujuan lainnya. Diluar dari itu diharamkan, jika ada maka akan dicurigai. Hahaha. Sungguh segala hal punya batas karena kita yang membatasinya.
Daripada menganggap tabu sebuah ingatan, baiknya itu kita jadikan alat untuk berkomunikasi. Saat banyak hari dimana kita tak mampu bertegur sapa. Momen kelahiran atau momen lain bisa kita jadikan penyambung ikatan yang sempat terlupakan.
Hidupilah hal hal seperti itu di keseharian. Menjadi pendengar yang baik dengan memori yang terus terjaga. Tidak perlu dijadikan sesuatu yang berat. Anggap setiap kau bertemu adalah hal yang menarik, maka semua ingatan penting itu otomatis tersimpan pada arsip ingatan.
Comments
Post a Comment