Hidup dan Label

Mantap betul perjalanan hidup manusia, tidak se datar yang dilihat dan tidak se mengerikan yang dikhawatirkan. Hidup itu seru, hidup itu penuh warna dan hidup itu bisa jadi apa saja sesuai dengan apa yang manusia pikirkan.

Lantas harusnya hidup itu bentuknya seperti apa? Menilainya bagaimana dan menyikapinya seperti apa?. Itu pertanyaan yang selalu berputar disekeliling kita. Beda momentum beda defenisi hidup yang kita sematkan. Tapi, si hidup sendiri tidak pernah protes tentang nama nama yang kita berikan padanya. 

Pun dengan hari ini. Bukan main masam wajah salah satu anak gadis di rumah kami. Karena keinginan tidak masuk akalnya diabaikan, sedangkan si bungsu wajahnya berseri seri karena mendapat hadiah di hari ulangtahun yang sudah lewat 2 hari. Wajah masam bukan karena tak diberi, tapi rasa iri. Untuk kondisi yang satu ini lantas hidup diberi nama apa lagi? Padahal sudah jelas bagiannya lebih banyak tapi kenapa batinnya tidak melunak.

Aku teringat pesan Ayah dari Mamak kami, beliau berpesan saat itu. Terimalah dengan ikhlas apa yang kau dapatkan. Besar ataupun kecil, sedikit atau banyak semuanya memang diperuntukkan untukmu. Kemudian jangan lupa ketika ingin mendapatkan sesuatu yakinkan, jangan sampai ada keraguan. Karena tidak peduli sebanyak apa yang kau terima kalau kau tidak pernah yakin maka rasanya kesemuanya ditakdirkan bukan untukmu padahal sudah jelas jelas kau mendapatkannya.

Sangat banyak alasan untuk bahagia dengan yang ada. Tapi, ternyata cukup banyak alasan menolak kebahagiaan termasuk merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup pada apa yang diterima. Pada fase ini hidup akan berlabel tidak adil dan serba tidak mengenakkan baginya. Nyatanya hidup bukan terletak pada label yang disematkan pada manusia. Hidup adalah hidup, berdiri dengan dirinya sendiri. Tidak gentar karena label yabg ditempelkan manusia padanya.

Sebaliknya manusia harus berhati hati pada label yang ia sematkan pada kehidupan. Ketika merasa kurang dan suka mengeluh maka label itu akan terus menempel sampai manusianya sendiri yang melepasnya. Sementara hidup akan terus berjalan, tidak peduli apa label yang manusia rekatkan padanya.



Comments

Popular Posts