Nasi Goreng Istimewa
Sesuatu yang pas adalah sesuatu yang tidak di duga.Tidak butuh perjuangan habis habisan dan waktu yang lama untuk eksekusinya. Kurang lebih begitu gambaran nasi goreng ditengah situasi lapar yang tidak terlalu ingin makan. Tetapi, perut tetap harus diisi.
Ada sisa cabe dan bawang yang sudah digiling, entah kenapa kusisakan tadi saat memasak dua telur dadar. Ternyata sejam setelahnya cabe dan bawang sisa itu ada perannya. Ditambah dengan daun sop yang sudah layu di dalam lemari pendingin. Plus udang yang sangat halus, baby shrimp bukan baby shark.
Sisa minyak bekas menggoreng telur tadi kulanjutkan menumis semua bahan. Cabe, bawang lalu udang dan daun sop layu dan epiknya lagi ditambah dengan air dari air cucian penggilingan bekas melumat cabe dan bawang.
Ekspektasiku untuk makanan ini 5 dari 10. Garam dan sedikit sekali gula menambah proses masak memasak nasi gorengala kadar kali ini. Aku tidak mengambil banyak nasi karena tau rasanya pasti sangat jauh dari kata nasi goreng.
Tapi, siapa sangka setelah memasukkan satu suapan ke mulut yang tadinya sudah tidak penasaran akan rasanya seketika berubah. Memang harusnya tidak boleh menjudge apapun, sekalipun semua prosesnya meragukan dan material pembangunnya seadanya bukan berarti hasilnya akan buruk.
Asal diproses dengan tepat maka apapun masih akan tetap baik bahkan lebih baik dari yang diperkirakan. Kuncinya tepat padu padan bahannya. Suapan suapan penuh ledakan di mulut mendatangkan banyak rasa, termasuk rasa sesal karena terlalu sedikit nasi goreng nya.
Apa karena sedikit dia menjadi enak, atau nasi gorengnya enak jadi terkesan terlalu sedikit. Apapun itu kubuang rasa penyesalan sejenak, menikmati nasi goreng porsi mini dan versi tidak terduga. Aku akan melatih diriku untuk tidak cepat memberikan penilaian, bahkan untuk sekelas nasi goreng rumahan masakanku sendiri.
Comments
Post a Comment