20 minutes left
Kita tidak bisa menolong orang lain, ketika orang tersebut tidak ingin ditolong. Dari semua rangkaian cerita yang kalian baca di buku ini. Bagian ini merupakan jawaban dari kesemuanya. Aku sendiri terkadang bingung menempatkan posisi ketika seseorang bercerita. Apakah hanya ingin meluapkan saja atau memang membutuhkan solusi.
Seringnya, aku diam diam memahami keinginan mereka setelah bebepa saat setelah berkomunikasi. Atau kalau sudah dangat dekat secara emosional aku akan bertanya langsung, kamu butuh apa? Solusi atau hanya ingin bercerita saja. Biar aku tidak salah memahami.
Seperti pesan yang baru saja kuterima, kabar kurang baik di pagi yang cukup sendu suasananya. Matahari tidak muncul seperti biasa, udara juga lembab tidak seperti hari sebelumnya. Masih pagi, biasa kalau sudah muncul pop up aku akan langsung membalas. Tapi, kali ini butuh waktu 20 menit an karena aku masih menikmati momen bicara sendiri seperti biasa.
Pesan itu kubalas, jawabannya membuat hati mencelos sampai ke dasar. Masih pagi pikirku, tapi mungkin dia juga tak sanggup menahannya sendiri. Cuma ingin berbagi kepenatan yang sudah dia tahan dari dini hari. Sudah berapa lama dia menahannya itu yang ku tanya dalam hati sampai dia menyebutkan waktu kejadiannya.
Ternyata waktu 20 menit yang kuhabiskan untuk diriku sendiri itu ada artinya. Paling tidak aku paham kenapa aku tadi tidak langsung berniat membalas. Mungkin setelah 20 menit tadi aku sudah siap dengan segala ceritanya. Cerita yang lebih mirip derita yang diceritakan kembali.
Aku tidak bisa membantu banyak. Kukatakan lakukan bagiannya sebagaimana mestinya, sudah terjadi aku sendiri tidak bisa membantunya berdiri kalau dia tidak ingin berdiri. Semoga Allah memberikan kebaikan, do'a penutup pesan kami berdua di pagi yang suasanya cukup kusukai.
Comments
Post a Comment