Saya selalu gagal untuk membenci seseorang. Tapi, saya selalu tahu siapa yang harus ada disamping saya selamanya. 

Itu kalimat pembuka yang cukup menyentak diri sendiri. Saya, hidup juga belum tahu pasti alasannya apa selain beribadah kepada Allah. Begitu, perintah utamanya. Tapi, saya tahu pasti apa dan siapa yang saya ingin dan butuhkan dalam hidup saya. Tanpa memandang apa yang menempel padanya.

Anehnya jika bicara tentang siapa. Tentu, tiap kita punya kriteria sendiri dalam memilih siapa yang bisa menemani langkah kita tiap harinya. Tidak sulit, hanya yang benar-benar kita butuhkan. Beberapa tahun sebelumnya saya menjadi sangat tidak suka kepada mereka yang tidak sepaham dengan saya. Yang menentang perkataan atau ide saya, atau yang paling ekstreme mereka ya hafal tindak tanduk saya.

Saking tidak sukanya saya bisa mencintai orang tersebut tanpa alasan. Benar jika benci bisa jadi cinta. Saya belum tahu pasti kenapa kejadian aneh itu menimpa anak manusia, saya pula. Namun, jika saat sendiri saya mampu berpikir ulang jika apa yang saya alami adalah proses alami anak manusia bertumbuh.

Saya pernah sangat membenci satu hal, dan harus mengerjaannya di waktu itu. Dan saya memilih untuk mengabaikannya, saya lupa jika saya mengabaikannya sekarang maka akan semakin sulit jalan saya nanti. Karena jalan kedepan kian menukik. Apa yang saya dapat? Hanya kebencian dan ketidaksempurnaan perjalanan akibat sakit hati yang saya tumpuk. 

Saya lupa kalau sebenci apapun saya harus menyelesaikkannya. Sebab saya sudah memulai, saat itu saya hanya fokus pada rasa sakit dan benci yang saya rasakan. Saya lupa jika proses membenci saya tidak lebih penting daripada proses saya bertumbuh. Namun, yang lalu tidak dapat diputar kembali. Saya hanya ingin menyampaikan, jika hari ini kita berkesempatan harus melakukan sesuatu yang tidak kita suka maka fokuslah untuk menyelesaikannya. 

Amarah, benci dan sebagainya adalah wajar. Wajar, jika kita merasakannya. Namun, jangan pernah berpikir mengakhirinya dengan lari. Karena ia akan tetap muncul dalam bentuk yang lebih besar lagi. Pun dengan membenci manusia, jangan fokus sangat pada apa yang dibenci sampai lupa dengan segala kebaikan yang pernah diberikan kepada kita.

Sebelumnya saya mengatakan saat saya membenci seseorang karena selalu berkomentar buruk tentang saya justru diwaktu itu saya juga mencintai seseorang tersebut. Tidak heran sebenarnya kalau sampai itu kejadian. Karena saat membenci kita fokus memikirkan apa yang kita benci ssehingga ketika sesuatu atau seseorang yang kita benci tidak terlihat maka kita akan mencarinya. 

Terjebak dengan ketidaksukaan yang dibuat sendiri tanpa sadar. Itu gunanya mengenal diri kita akan tau siapa yang kita butuhkan dalam hidup. Tanpa mengabaikan yang lain karena ketidak sukaan atau kebencian. Pun, kalau seseorang tak dapat berdampingan dengan kita bukan berarti dia tidak baik. Hanya saja ada beberapa manusia yang posisinya hanya sebagai pelengkap bukan sebagai penyempurna dalam kehidupan kita.

Mereka bisa sebagai penyempurna namun, pada kehidupan orang lain. 

Comments

Popular Posts