Maaf

Di usia 24 yang semakin singkat ini. Tidak ada hal yang paling menyedihkan selain masih dianggap bukan apa apa.
Entah harus berapa banyak jurnal kutulis agar aku damai dengan diriku sendiri. Menjadi tenang dan tentram dengan jiwa. Beberapa malam kadang dihabiskan dengan merenungkan. Benarkah atau tepatkah langkah yang dibuat.

Kadang mimpiku sudah seperti gado gado. Aku sendiri bingung, apakah ini mimpi atau hasil buah pikiranku yang masih saja memicingkan mata. Lelah? Bisa jadi karena fisik dan mental sudah banyak terpental dengan segala problematika yang ada. Sampai bingung apakah ini situasi mereda atau hanya pura pura mereda untuk meledak entah kapan waktunya.

Maaf 
Ayah masih harus menemui malam yang dingin diluar sana. Menjemput sesuatu yang belum bisa kugantikan saat ini. Dan semoga segera. 

Comments

Popular Posts