The Power Of Al Waqi'ah

Term and Condition itu berlaku pada semua aspek yang manusia ciptakan. Tapi, Allah diluar dari syarat dan ketentuan itu. Jika, Dia sudah mengatakan ia maka tidak ada satu hal pun yang bisa menghalangi perjalanan terkabulnya sesuatu. Sekalipun mustahil bagi pemikiran manusia. 

Tulisan ini mungkin akan sampai kepada kalian, besok di pagi hari. Tapi, saya sudah menulisnya di atas kasur menjelang tidur. Hujan mengguyur di kota saya malam ini, mungkin kalian juga. Intermezo nya segini dulu. Mari kita lanjutkan bagian utama tulisan ini.

Ayah saya seorang wiraswasta, tepatnya seorang pekerja yang menawarkan jasa. Kalau bahasa kotanya tukang pijat, tapi kalau di daerah saya sebutannya tukang kusuk. Ini salah satu profesi langka menurut saya, apalagi ini sudah ditekuni kira kira 25 tahun. Mamak, beberapa kali bercerita tentang bagaimana akhirnya Ayah memutuskan profesi ini menjadi alat untuk mencari nafkahnya. 

Saya dan adik adik biasa memanggil Ayak. Mungkin pengaruh kultur juga, pilihan profesi itu karena saran Mamak. Beliau mengatakan jika ingin dikenal maka jadilah seseorang yang memiliki satu keahlian. Mudah mudahan itu bisa menjadi alat untuk bertahan hidup. Dulu Ayah sempat bekerja di perusahaan swasta, lalu sempat pula menjadi guru dan tukang ojek kalo bahasa kotanya. Hanya sebentar sebelum memutuskan pekerjaan utamanya.

Pekerja swasta berbeda dengan pegawai negeri. Kebetulan Mamak kami seorang pegawai negeri. Penghasilan itu tidak pasti perbulan nominalnya. Jadi dituntut keseriusan untuk menjemput nya. Beberapa hari ini misalnya, karena pengaruh cuaca mungkin sulit untuk menempuh perjalanan ke tempat mereka yang ingin memakai jasa ayah kami. Namun, disitu sebenarnya Allah hadir.

Kami seyogyanya sudah bekerja, semua bahkan. Tidak ada yang stay di rumah. Namun, penghasilan kami tidak pernah dijadikan untuk memenuhi pangan. Karena Mamak bilang itu masih kewajiban Ayak, walaupun tetap saja simpanan masih terus ada. Jika diperlukan untuk kebutuhan mendadak, insyaAllah masih bisa.

Sebelum subuh tadi misalnya, saya terbangun melihat Ayak juga sudah bangun lengkap dengan setelan siap untuk sholat subuh. Saya melihat lamat-lamat pria bertubuh tambun di rumah kami ini sepertinya kehilangan gairahnya. Karena pasien tak kunjung datang, padahal tidak ada yang menuntut. Namun, beliau sudah terbiasa. 

Selesai salam pada dua rakaat subuh tadi, saya entah mengapa teringat membaca surah Al Waqi'ah. Katanya jika tidak ingin miskin dan melarat amalkan surah ini, namun namanya manusia sudah ada rumus masih saja malas. Tapi, kondisi hari ini berbeda. Saya membaca lanjutan bacaan saya lalu menyusul surah al waqi'ah. Selesai saya membaca, kemudian semua perlengkapan sholat dirapihkan. Saya keluar kamar melihat Ayak menonton, sepersekian detik dari saya memandang beliau. Bunyi telfonnya berdering, saya membelalakkan mata. MasyaAllah.

Baru saja saya selesai membaca. Tidak sampai satu menit bahkan kurang dari satu menit. Panggilan dari pasien Ayak. Pagi pagi sekali, beliau terkejut. Saya terlebih, karena keinginan itu saya haturkan saat sebelum saya membaca al waqiah. Berharap Allah berikan rezeki melalui Ayak. Dan Allah menjawab, saya sampai tidak tahu harus bagaimana selain mengucap Hamdallah. Karena jujur saya tidak terlalu yakin, Allah akan mengabulkan serta merta. Karena, saya merasa bukan manusia yang wajib diijabah do'anya. Kurang taat.

Tapi, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tidak, untuk mengabulkan segala hal yang kita pinta. Intinya jangan ragu, dan lepaskan do'a itu menemui Rabbnya. Ketika sudah berdo'a dan berusaha maka Allah akan melakukan tugasnya. Ketika saya berdo'a dan berusaha membaca surah itu saya sudah merelakan, apakah akan dikabulkan atau tidak. Secepat saya melepaskan do'a itu secepat itu do'anya diproses oleh Allah dan dijadikan jawaban. 

Sampai malam ini Ayak kami harus memenuhi panggilan via telepon untuk menjalankan profesi kebanggannya dan profesi kebanggan kami juga. Pekerjaan itu menjadi alasan kami tumbuh seperti sekarang, dan semoga ini bisa dijadikan cerita sampai nanti. Hanya sekali bacaan itu terlantun, dengan kesungguhan yang amat sungguh. Tapi, Allah balas dengan rezeki yang mengalir terus hingga malam.

Maka nikmat Tuhanmu mana yang kau dustakan ( Ar Rahman :13)
Bukan kebetulan surah Al Waqi'ah dan Ar Rahman tetanggan. Kalian bisa lihat langsung di Mushaf masing masing. Tulisan ini sebagai reminder saya pribadi. Dan semoga bisa menjadi pengingat juga buat kawan kawan pembaca. 

Comments

Popular Posts