Ikhtiar-Sabar

Akhir-akhir ini saya jadi teringat dengan percakapan dengan teman baik saya. Tentang sesuatu yang kita teramat strict maka semakin kita di uji dengan hal tersebut. Bermula dari satu permasalahan yang tidak bisa saya buka dengan gamblang disini. Sesuatu yang saya sendiripun masih tidak menyangka akan alami dalam kehidupan sendiri.

Diluar dari itu hari ini saya sudah bisa berdamai dengannya. Bukan mengatakan segalanya telah reda, hanya saya mencoba ridho dengan semuanya. Saya secara keseluruhan terlihat ekstrovert, tapi kalau dipikir pikir lagi orang-orang pasti hampir tidak tahu apa sebenarnya yang saya alami. Karena, saya selalu merasa perlu untuk menyelesaikan segala sesuatunya sendiri. 

Tapi, lagi-lagi akhir akhir ini saya harus merubah gaya pertahanan diri itu. Rasanya, saya harus mencari jawaban karena kali ini, situasinya di luar dari apa yang pernah saya bayangkan selama hidup. Saya tidak menginginkan solusi, saya hanya ingin didengarkan dan memastikan apakah saya tepat dalam mengambil keputusan atau terlalu gegabah. 

Awalnya saya ragu dalam menceritakan hal ini, karena saya selalu katakan kepada siapapun yang mulai bercerita kepada saya. Manusia itu susah maklum, jadi usahakan untuk tidak melakukan kesalahan karena bisa jadi kesalahan kita dijadikan bahan untuk mereka melakukan sesuatu yang buruk atau bahkan lebih. Kurang lebih begitu yang selalu saya sampaikan jika saya ingat ketika ada yang berdiskusi tentang masalah pribadi. Seusaha mungkin bercerita kepada orang yang tepat, agar tidak menjadi benang kusut yang semakin kusut.

Kita memang bakal diuji dengan apa yang sangat kita yakini dan pegang teguh. Begitu kira-kira ucapan teman baik saya itu, dia mencoba mengingatkan tentang berapa kali ia menghadapi situasi dimana sebenarnya dirinya tak mengilhami hal tersebut. Namun, bijaknya dia mengatakan bahwa tentu masalah masalah tadi tidak bisa dibandingkan dengan masalah saya. Hanya dia coba mengatakan bahwa benar, semakin kita menjaga sesuatu semakin kita diuji atas apa yang kita jaga. 

Selang sehari setelah itu, obrolan kami berlanjut. Bagaimana seorang teman ini mengungkapkan sebuah hal besar lagi. Yang bisa dibilang hampir bertahun tahun ia simpan. Namun, karena hubungannya jelas dengan permasalahan kali ini maka ia buka tanpa menjadikan cerita ini terlihat buruk. Bagaimana kita berhenti mempertanyakan dan mulai ikhlas menjalankan kehidupan. 

Kesemuanya hal yang kita anggap tidak adil, berat dan sebagainya cukup menjadi permulaan kisah. Jangan sampai dibawa larut dalam ketidakberdayaan dan kesedihan. Suka duka serupa tali yang berpilin. Akan ada masa-masa keduanya berganti posisi. Dan tentu Allah adalah sebaik-baiknya tempat untuk berlindung. 

Saya selalu percaya kalau semua jalan harus ditempuh dengan ikhtiar. Allah akan mengirmkan orang-orang atau solusi dari setiap hal yang kita gundahkan. Namun, tetap kita harus ikhtiarkan dengan keras sambil meminta pertolongan Allah untuk ditunjukkan jalannya. Dan terus bersabar, agar sebanyak manapun kegusaran tidak hanya sekedar bernilai masalah, tapi bernilai pahala dan hikmah. 



Maulid Nabi Muhammad SAW

Comments

Popular Posts