Tanpa Jarak Tanpa Spasi
Tulisan ini sampai ke hadapan kalian karena momen menunggu nasi goreng. Thank to Nasi goreng yang masih dalam perjalanan menuju rumah. Sabtu malam kemana saja kalian? Dimanapun dan kapanpun tetap jaga protokol kesehatan ya teman-teman sekalian. Mau percaya atau tidak percaya dengan hal ini, minimal menghargai dengan tetap menjaga dan saling melindungi.
Sabtu malam di dua puluh empat tahun saya hidup pastinya punya wajah tersendiri. Terkadang seru bak malam mingguan nya orang lain, sesekali terlupa karena memang tidak ada ritual pasti dan seringnya biasa saja. Tapi, sebenarnya kesemuanya adalah sesuatu yang patut disyukuri.
Dan malam ini satu diantara malam yang lumayan seru itu. Saya lapar, ya sekarang. Tapi, mari kita selesaikan ini kawan. Semoga nasi goreng ku sudah digoreng. Saya beruntung berbicara dengan dua orang teman yang satu di Padang yang satu lagi di Aceh. Bah! Persis saya di tengah-tengah keduanya. Baru sadar pas menuliskan bagian ini.
Sesi ngalor ngidul itu masih tetap seru. Dengan pembagian waktu yang berbeda tiap orangnya. Dan pembicaraan yang berbeda. Kita tidak sedang membahas betapa menyedihkannya sesuatu atau Sabtu malam tanpa seseorang yang bertamu. Segalanya seseru pembicaraan a ke z lalu menyambung ke g. Sesederhana itu dan nyatanya bisa memakan waktu berjam-jam.
Teman ngobrol yang bisa sambil koprol itu memang benar adanya. Tanpa menghakimi siapapun, tanpa menyinggung sesuatu yang sudah tidak penting lagi diingat. Tawa itu lepas landas menemui langit-langit malam yang sedikit mendung ah bukan, ternyata sudah hujan. Makna dan nasehat itu jelas, bukan sesuatu yang bermakna keras tetapi cukup membuat pipi merah merona karena kesederhanaan nya.
Walaupun nanti tidak banyak waktu seperti ini. Semoga akan selalu ada orang-orang yang berada di posisi itu. Saling berbagi, cerita yang walaupun sesekali tidak berisi. Satu keluarga pun boleh mendengarkan percakapan ini. Sebab tak perlu malu terdengar terlalu. Karena percakapan ini benar sesederhana baju tidur yang kau gunakan di rumah setiap hari. Nyaman tanpa tekanan.
Tiga jam bercerita dengan dua orang yang berbeda mengantarkan pada sebuah kesimpulan. Kita bisa bicara apa saja dengan mereka yang menerima kita dengan hati dan pikiran terbuka. Tak perlu mencari topik muluk-muluk. Beralasan yang bukan-bukan untuk menghindari sebuah percakapan adalah jawaban jelas untuk sebuah penolakan atas ketidaknyamanan.
Kalian dimanapun berada, tetap sehat ya. Saya ingin bertemu, nanti. Semoga saat itu terjadi kita semua sehat dan bisa saling berbagi tanpa jarak dan spasi. Saya merindukan kalian, siapapun dan dimanapun dengan mata yang berbinar dan hati yang penuh debar. Berharap Allah akan memberikan waktu itu.
Selamat Sabtu Malam, Malam Minggu
Muda-mudi penuh kasih dan cinta di hati
Comments
Post a Comment