Saya gak pernah menyangka kalau mendengarkan orang berbicara dengan rapih masih menjadi kesukaan saya hingga sekarang. Setidaknya untuk periode yang entah sudah berapa lama baru saya sadari jika seorang Menteri Pendidikan cukup ringan untuk memberikan sebuah pencerahan dalam bentuk diskusi panjang. Walaupun tidak berbentuk panel-panel jelas seperti bisnis model kanvas namun, cukup memberikan penjelasan bahwa posisi Menteri Pendidikan tepat diambil alih olehnya. 

Tidak seperti seseorang yang mengambil kelas bisnis pada universitas ternama. Malah lebih terlihat seperti seorang pendidik yang visioner. Mungkin itu yang dinamakan passion, orang-orang alami nya akan kembali kepada naluri asalnya. Mengambil sebuah major untuk digeluti tidak menjadikan seseorang harus seperti apa yang ia pelajari. Justru itu membuktikan bahwa yang hari ini kita pelajari bisa jadi akan dipergunakan pada waktu lain yang kita tidak tahu kapan jelasnya.

Maka fakta-fakta tadi menjelaskan bahwa hidup adalah proses belajar sepanjang waktu. Menjadi pembelajar adalah kewajiban setiap manusia. Bukan berarti apa yang ia pelajari semasa bersekolah dulu tidak berguna. Beberapa hal mengantarkan nya pada perspektif yang lurus. Dalam bisnis berbicara masalah manajemen dan keuntungan adalah hal yang biasa. Dan dalam dunia pendidikan kedua istilah ini harus dikonversikan lagi.

Terlalu aneh jika membahasakan keuntungan ketika berhadapan dengan manusia yang terdidik. Sebagai seorang yang sedang bertanggung jawab atas dunia pendidikan. Ia dikatakan berhasil jika bisa mencetak generasi yang baik dan menyadari pentingnya dunia pendidikan berikut dengan kualitasnya secara nyata. Sedangkan jika bekerja di perusahaan ia dituntut untuk menghasilkan profit dalam bentuk materi. 

Ada hal yang sama sekaligus berbeda dari kedua hal itu. Pada nyatanya keduanya memiliki tujuan yang baik, namun pada akhirnya tujuan yang dihasilkan berbeda. Jika dalam dunia pendidikan ia dituntut untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dalam segi pendidikan. Di perusahaan ia dituntut untuk memberikan laporan profit dalam bentuk persen yang dapat perusahaan peroleh. Dan keduanya memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri dalam mencapainya.

Diskusi dengan influencer itu juga mengantarkan pendengar pada sebuah kesimpulan yang jelas. Tiga poin penting diberikan oleh seorang Menteri Pendidikan. Pertama Manajemen yang Baik. Tentu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang Menteri tidak sendirian. Ada team work yang harus diajak bekerjasama untuk menyelesaikan misi misi yang sudah diatur. Maka manajemen yang baik akan menjadikan team work efektif.  

Kedua, Prinsip terbuka. Sebagai seorang pemimpin ia dituntut untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Beliau sadar jika segala kebijakan yang ia lakukan di Aamiini oleh anggota nya maka tidak akan ada perubahan yang berarti. Maka dari itu, beliau sering mengingatkan untuk orang-orang yang bekerja sama dengan mengungkapkan pendapat mereka tentang apa-apa yang tidak sesuai dan apa-apa yang perlu diubah. Karena menyadari betapa pentingnya team work dalam bekerja. 

Ketiga, Keberanian. Sebagai pimpinan ia sesekali harus mengambil keputusan yang walaupun sangat sulit untuk diputuskan. Beliau memiliki hal prerogatif sebagai seorang pimpinan. Satu-satunya cara agar ia tetap bisa mengambil keputusan saat semua orang menuntut adalah berani. Tentu segalanya penuh resiko. Namun, karena memiliki team work dengan sistem manajemen yang baik dan terbuka dalam setiap permasalahan tentu ada banyak hal yang mempermudah untuk mengambil sebuah keputusan walaupun nantinya secara mutlak dipertanggungjawabkan olehnya.

Jika ditanya apakah yang harus dilakukan sebagai seorang Menteri Pendidikan. Maka jawabannya adalah belajar, bahkan untuk setiap pekerjaan jawabannya adalah belajar. Ia mengaku bahwa fokusnya adalah sekolah bisnis dan teknologi. Sangat tidak cocok jika dilihat secara kasat mata. Namun, tujuannya yang menjadikannya sebagai Menteri Pendidikan. Ia selalu berpikir bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Setiap kesempatan berdiskusi dengan Presiden tanpa sadar ia selalu membahas hal yang sama yaitu sumberdaya manusia. 

Yang pada dasarnya kualitas sumber daya manusia bisa lebih baik dengan cara peningkatan kualitas pendidikan. Ia sendiri tidak pernah menyangka akan menjadi Menteri Pendidikan, namun melihat bagaimana cara Presiden memilihnya dia menyadari satu hal terkadang kita tidak sadar akan potensi diri sampai orang lain yang menggiring kita kepada hal tersebut. Kita tidak perlu takut pada hal-hal yang belum terlihat. Tugas kita adalah belajar, kapanpun dan dimanapun.

Comments

Popular Posts