Ya Allah!
Sekali lagi Allah itu Maha Baik. Sangat baik sampai tidak ingin mempermalukan kita dihadapan manusia.
Beberapa hari ini saya uring-uringan karena saya harus mempersiapkan diri mengikuti serangkaian ujian. Tentu sebagai orang yang lazimnya mengikuti sebuah tes atau ujian membutuhkan persiapan dan kesiapan. Tapi, mengingat waktu yang singkat tentu saya tidak percaya kepada kesiapan saya menghadapi ujian kali ini.
Saya pikir saya sudah bakal nyemplung tanpa pelampung. Walaupun persiapan terkesan terburu-buru mau tak mau saya yakin kalau yang ini pun bakal berlalu. This to shall pass. Mantra itu yang terus saya putar. Tak bosan dan ya walaupun masih saja ragu untuk melanjutkan tes.
Ini adalah tes kedua. Selayaknya tes pertama harusnya saya sudah menerima pesan bahwa saya akan mengikuti ujian di hari Selasa minggu depan, tanggal 9. Namun, email yang saya tunggu tak kunjung mendapat notifikasi. Karena sudah menanti selama beberapa hari, saya mulai curiga kenapa belum juga masuk notifikasi seperti tes pertama.
Dan malam ini saya memberanikan diri. Ditengah huru-hara tetangga yang sedang hajatan disebelah rumah. Saya berselancar di program tes yang saya tunggu notifikasinya. Ternyata saya belum mengisi formulir untuk peserta ujian. Deg. Saya mulai takut jika ketinggalan informasi. Dan, Allah masih amat baik saya tidak ketinggalan justru saya bisa mengikuti ujian di Minggu selanjutnya dan bisa mempersiapkan diri lebih.
Saya ingat waktu pertama memasukkan nomor peserta dan password ternyata ujian akan dimulai beberapa hari lagi. Disitu saya langsung mengatakan ketidaksiapan pada diri sendiri. Mencoba mengirim pesan dan e-mail kepada panitia setelahnya. Tapi, saya ingat lagi bahwa tidak ada yang benar-benar siap. Lalu saya menarik pesan kembali dan tidak berniat menghubungi panitia untuk memundurkan hari ujian.
Walaupun di dalam hati berandai andai kalau bisa ikut ujian di Minggu selanjutnya. Akan lebih baik dan matang persiapan. Ternyata Allah maha mendengar. Saat saya sudah siap justru Dia memberikan yang saya butuhkan dan inginkan. Jika saya mundur kemarin mungkin saya akan malu dihadapan panitia tes. Karena sebenarnya tidak ada jadwal yang perlu dimundurkan sebab memang saya belum mengisi formulir sebenarnya. Saya hanya login.
Lagi-lagi Allah tidak ingin mempermalukan diri saya di hadapan manusia lain. Ya Allah! Persis seperti isi halaman awal sebuah buku karya Dr. Aidh al-Qarni. Saat kita terbentur akan sebuah masalah, saat kita bahagia tak berperi, saat ada hal yang mengecewakan diri sebagai manusia. Dia yang selalu tanpa sengaja kita panggil. Bak mantra ajaib yang ampuh mengatasi segala gundah di hati.
Comments
Post a Comment