Kitik-kitik (2)

Holla tulisan tentang Sexual Harassment belum selesai ternyata. Ada kejutan lagi nih di 2021. Bertemu dengan orang baru dan tanpa sengaja membahas tentang kejahatan yang kasat mata ini. Salah satu hal yang membuat takjub adalah kejahatan seksual yang dilakukan oleh mereka yang berseragam.

Tidak bisa dijadikan penilaian keseluruhan namun, mendengar cerita yang dialami langsung oleh pencerita menambah khazanah tentang banyaknya perempuan yang hampir saja memperoleh tindak kejahatan itu. Ceritanya dimulai saat dia mengenal seorang yang berasal dari instansi yang katanya mengayomi masyarakat. Hari janji temu telah ditentukan dan akhirnya bertemulah mereka.

Perempuan tadi memang cukup aware lalu dengan sengaja membawa dua temannya untuk menemui pria itu. Siapa sangka setelah sesi makan, si perempuan yang berada diboncengan lelaki tadi dibawa ke sebuah tempat yang terkenal sebagai lokasi untuk melepaskan hasrat binatang itu. Karena sadar bahwa ia dibawa ketempat yang beresiko tinggi itu, si perempuan mencengkeram baju pria pengayom masyarakat itu. Menjerit dan meminta dikembalikan ke kampusnya.

Si Pria menolak karena dituduh yang bukan-bukan. Padahal belum beraksi, dia menawarkan untuk mengantarkan ke rumah si perempuan target yang gagal. Karena si perempuan takut tidak ada orang di rumah dia memilih untuk diantarkan ke kampus yang jelas lebih ramai dan tidak beresiko diciduk tetangga dan orang tua. 

Selepas kejadian itu komunikasi berakhir dan si pria meminta maaf karena melakukan hal tersebut. Teman-temannya juga meminta maaf karena kehilangan jejak teman perempuan mereka. Tapi, bayangkan dampaknya masih dirasakan sampai sekarang. Pasca kejadian dia terkena tremor dan shock, dan sekarang masih membekas diingatan. Sedangkan pria tadi, entahlah mungkin dia sudah mendapatkan tangkapan baru. Bahkan usai kejadian itu dia mengaku bahwa teman saya yang gagal jadi korbannya ini adalah perempuan pertama yang menolak nya. 

Tega? Mungkin tega saja kurang untuk menggambarkan betapa tidak manusiawi nya pria itu. Masih bisa berkata jahat saat perempuan yang baru ia sakiti jiwanya masih dalam keadaan shock. Ternyata kejahatan justru dilakukan oleh mereka yang mengaku pengayom masyarakat. Bahkan saat menggunakan seragam kebanggaan mereka. 

Comments

Popular Posts