Kitik-kitik (1)

Akhir-akhir ini aku sering baca dan nonton tentang pelecehan seksual terhadap perempuan. Banyak dari korban pelecehan ini sadar akan hal itu tapi tidak bisa keluar dari zona tersebut. Entah karena tidak memiliki kekuatan secara verbal maupun fisik atau memang menikmati kejadian itu. Menikmati? Wah..Seakan-akan pelecehan itu adalah hal yang menyenangkan. Tapi, memang tidak sedikit perempuan yang senang dilecehkan karena merasa dirinya diminati selagi masih aman dan tidak kenapa-kenapa akhirnya mereka memilih untuk menerima hal tersebut.

Pelecehan seksual ini bisa banyak bentuknya. Yang paling umum kita kenal adalah secara verbal dan fisik. Kejahatan seksual secara verbal sesuai dengan namanya adalah hal yang dilakukan dengan melontarkan kata-kata yang menjurus ke penyimpangan terhadap perempuan. Dalam hal ini perempuan walaupun itu bisa juga terjadi dengan laki-laki. Sedangkan kejahatan seksual secara fisik biasanya ditandai dengan kontak fisik yang terjadi antara pelaku dan korban pelecehan. 

Sebenarnya apa yang menyebabkan hal-hal itu terjadi? Apakah laki-laki atau perempuan yang bersalah dalam hal in? Dan adakah akhir atau ujung dari kasus pelecehan itu sendiri?. Sebelum menjawabnya kita harus tau apa sebenarnya pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah tindakan yang dilakukan baik secara fisik maupun verbal yang menyebabkan objek atau korban merasa tidak aman, takut dan terancam. Tindakan ini yang pada akhirnya memunculkan efek negatif pada penderita jika terjadi dan sulit diterima oleh kondisi mental korban.

Ada banyak faktor yang menyebabkan pelecehan seksual. Salah satunya adalah budaya di masyarakat yang mendiskreditkan satu gender terhadap gender lain. Perempuan sering kali menjadi objek perbandingan yang dirugikan. Oleh sebab itu isu kesetaraan masih menjadi hal yang sering diperbincangkan di seluruh dunia. 

Ada banyak sekali faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan dan berikut beberapa alasannya : 

The Power of Gender
1. Laki-laki merasa perempuan harus bisa menerima kenyataan bahwa mereka lebih superior dibandingkan perempuan. Hal ini menjadi alasan terbesar mengapa penyimpangan itu terjadi. Lantas apapun tindakan mereka sebagai laki-laki yang sejatinya menyimpang akan dianggap sebagai suatu kewajaran. Termasuk jika para laki-laki mengeluarkan jokes yang berbau pornografi di depan perempuan. Mereka pada akhirnya akan mengatasnamakan bercanda sebagai alasan di akhir percakapan itu.

2. Yang benar diam
Selama ini orang-orang yang terjebak dalam percakapan atau lingkungan yang suka sekali menjadikan kejahatan ini. Tidak sebagai orang yang melontarkan hal-hal buruk tersebut, justru yang diam tanpa sengaja ikut mendukung perbuatan tidak terpuji itu. Karena takut dianggap sebagai pahlawan kesiangan. Atau memang merasa itu bukan urusannya sehingga malas untuk mengeluarkan suara. 

3. Pengetahuan yang minim
Sebenarnya inti dari permasalahan ini adalah pengetahuan yang minim atau mungkin tidak ada sama sekali. Edukasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada lawan jenis. Karena dianggap tabu, tapi justru menjadi permasalahan yang tidak disadari ketika beranjak dewasa. Individu-individu yang lahir pada akhirnya adalah orang yang tak teredukasi dengan baik. Dan outputnya membentuk sekumpulan manusia yang bebas tanpa pengikat. 

Comments

Popular Posts