Why We HATE ?

  

    Jujur, dulu sewaktu saya tidak suka atau kurang respect dengan seseorang alasannya karena dia berbeda dengan saya dan apa yang ada dikepala saya. Karena standar yang dia lakukan berbeda dengan kehidupan yang saya jalani, atau justru tidak ada kesamaan sama sekali. Sehingga sulit untuk menyamakan hal-hal lain.

    Tapi, semakin kesini saya lebih logis, harusnya ketika saya tidak menyukai seseorang bukan karena alasan alasan sebelumnya tapi lebih dari itu yang tentunya sudah melalui proses yang panjang sampai dia disematkan label itu. Itupun saya tak memprioritaskan nya sebagai hal yang harus terus diingat. Kalaupun saya tuliskan saat ini, bukan berarti ingin menjadikan nya sebagai ingatan yang berharga. Hanya sebagai contoh, bahwa ada pembelajaran disebaliknya.

    Dan lebih mengutamakan hal-hal lain agar tak terlibat dengan mereka yang sudah tidak ada impact nya dalam hidup saya pribadi. Sebab tak ada guna membuka dan berdekatan dengan hal yang sudah tak ingin menjadi bagian dari kita. Melelahkan jika kita harus berpura pura tak terjadi apa apa padahal sebenarnya segalanya sudah tak bisa disamakan atau bahkan tak pernah sama selama ini?.

    Selagi masih bisa mencari jalan lain, kenapa harus melewati jalan yang sama? itu hal yang baru saya temukan setidaknya dalam kurun waktu satu tahun ini. Mungkin akan terkesan melarikan diri atau tidak ingin menghadapi resiko walaupun sebenarnya cara itu lebih ampuh untuk tidak berhadapan dengan masalah yang nyatanya itu-itu lagi.

       Karena bukan saatnya untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggungjawab atas masalah ini. Waktunya sudah berbeda dan prioritas juga sudah berganti. Saat seseorang tidak bisa menjadi teman untuk bertambah dan bertumbuh bersama maka biarkan dia atau mereka menjadi pengisi cerita masa yang sudah berlalu atau jika beruntung akan bertemu di masa depan. Tentunya dengan hal-hal baru dan lebih bernilai.

Begitulah sederhana nya proses belajar

Setiap hari dan setiap waktu sampai akhir hayat