Rumah Kedua


Rumah pertama seyogyanya adalah tempat dimana kita menghabiskan masa pertama hingga beranjak dewasa yang biasa kita sebut Rumah. Tempat hidup, tinggal dan bertumbuh bersama orangtua. Sehingga mutlak menjadi rumah pertama bagi kita. Namun ternyata istilah rumah tidak hanya sampai disitu, dalam perjalanan selanjutnya ada rumah lain yang tidak bisa dibandingkan rumah pertama namun memiliki kesan tersendiri tentangnya.

Hari ini menjadi satu titik balik untuk mengenang tahun-tahun yang dihabiskan di satu rumah baru, yang membentuk diri menjadi sedemikian rupa. Betapa kita sangat merindukan tempat itu saat justru kita berada disana. Rumah kedua dan kota kedua yang menjadi sejarah penting dalam hidup seorang-saya. 

Saya kembali lagi setelah banyak bulan dan hari yang berlalu setelah kepulangan saya dari kota ini. Menjadi sebuah hal yang wajib dimanfaatkan setiap detiknya. Harus menciptakan banyak memoar yang kelak bisa dibawa pulang sebagai pengobat rindu akan rumah kedua yang tak pelik justru sangat berharga.

Saya menulis ini saat deru mesin kereta semakin dekat dengan peraduannya. Menunggu menit sampai pada akhirnya turun di stasiun kota. Menjadi momen romantis yang dulunya terasa biasa saja. Begitulah mungkin karena sudah jarang bersua dengannya, rumah kedua. 

Berjam-jam berlalu dengan menghabiskan obrolan bersama penumpang kereta. Bercerita tentang bagaimana serunya kota ini. Bagaimana kota ini menjadi saksi banyak anak manusia memperjuangkan hidupnya. Bagaimana lucunya bisa sampai di kota ini. 

Berjam-jam itu pula telah usai. Saya harus turun mencari tempat buang air dan membeli pesanan mamak untuk anaknya yang masih terkurung di kota ini. Saya turun dulu ya.

Comments

Popular Posts