Quality over Quantity




Siapa bilang saya selalu menjadi orang yang baik-baik saja. Tidak ada celah keburukan, minus dari gosip dan kabar miring lainnya. Siapa bilang? Saya hanya tidak pernah bangga akan hal-hal yang tidak menguntungkan orang banyak. Terutama diri sendiri. Hanya karena orang tidak melihat keburukan pada diri seseorang itu pertanda bahwa orang itu tidak memiliki kekurangan. 

Orang-orang itu hanya tidak ingin berbangga atas kesalahannya. Mereka hanya tidak mau orang lain meniru atau menduplikasi perbuatannya. Sebab perbuatan buruk jauh lebih mudah dilakukan daripada yang baik. Perbuatan baik kadang diikuti oleh hal-hal buruk tapi perbuatan buruk jelas tak mungkin diselipi hal baik, selain hikmah diakhirnya. 

Disaat sendiri justru lebih banyak hal buruk yang tanpa sengaja kita lakukan. Berpikir tentang hal-hal negatif misalnya. Bagaimana besok? Bagaimana jika tidak menyenangkan. Ah besok Senin. I hate Monday. Dan banyak hal lainnya. Makanya lebih baik mencari hal hal seru untuk dilakukan entah berdiskusi dengan teman ataupun sekedar mewarnai buku bergambar. 

Oleh karenanya kita selalu diperingatkan untuk tidak melakukan hal buruk saat sendirian. Karena Allah tahu pasti manusia suka melakukan hal rawan karena merasa tidak ada yang mengawasinya. Bukan hanya kalian, saya juga. Makanya poin tulisan ini sebenarnya bukan hanya untuk kalian yang membaca tetapi saya sebagai orang yang berpikir kemudian menuliskannya.

Saya selalu takut ketika sendirian, takut melakukan hal-hal yang tidak berguna dan akhir nya menjadi candu lalu melalaikan. Sibuk dan dikelilingi banyak orang yang mengajak kepada hal yang positif tentu hal yang harus disyukuri sebanyak banyaknya. Sebab itu adalah pertolongan Allah yang kasat mata. Menjaga kita dengan mengirimkan orang-orang baik.

Karena yang harus kita takutkan adalah diri sendiri. Saat orang lain tak mampu melihat keburukan atas diri kita artinya Tuhan menjaganya dengan sangat apik. Namun, tak perlu diumbar sebab bukan konsumsi yang menyehatkan. Sekalipun orang bisa belajar hal baik dari keburukan tapi, itu tak serta merta dapat menghapuskan keburukan itu sendiri. Akhirnya itu yang menjadikan label dan menyematkan kualitas pada diri seseorang.

Walaupun benar jika kualitas diatas segalanya. Namun kualitas juga dapat dijamin dari sebanyak mana kuantitas yang telah dijalani selama ini. Jika kualitas keburukan tercermin dari hal hal buruk yang selama ini dilakukan maka begitu juga dengan hal baik. Selalu ada akumulasi dari setiap perbuatan. 



Menuju Senin 

Comments

Popular Posts