Karena Kamu Bukan Saya
Komunikasi verbal tentu lebih mudah untuk dipahami oleh siapapun. Karena memang segala sesuatu yang dikeluarkan jelas dalam bentuk kata ataupun kalimat. Lalu bagaimana jika yang dihadapkan dengan kita konteksnya komunikasi nonverbal. Tentu kita butuh pemahaman lebih dalam menangkap informasi yang disampaikan.
Terkadang banyak komunikasi verbal yang justru lebih sulit dipahami karena penyampaian nya yang tersirat, atau tidak langsung kepada kita sebagai objek utama penerima informasi. Bentuk komunikasi verbal tapi tidak langsung ini berupa sindiran. Beruntung jika orang yang mendapat sindiran ini adalah orang yang berpikiran positif. Jika tidak maka sindiran ini akan diolah menjadi hal yang mematikan semangat dan membunuh karakter seseorang perlahan.
Contohnya. Di sebuah perusahaan ada seseorang yang tidak berpenampilan seperti kebanyakan orang. Dalam berpakaian dia rapi dan memenuhi standar. Namun, dalam urusan rias merias wajah lagi-lagi itu adalah pilihan. Ada yang memakai maskara lengkap dengan eye shadow terang, tentu tidak masalah. Karena ia menerima konsekuensi dari apa yang ia gunakan. Pun begitu dengan yang tidak memakainya. Selagi tidak ada standar yang ditentukan dalam menggunakan nya maka sepanjang itu pula orang orang berhak memilih apa yang dikenakannya.
Seperti itulah hal yang kira-kira terbangun di benak kita. Ketika seseorang tidak sama dengan kita bukan berarti dia salah. Selama tidak keluar dari aturan maka selama itu juga dia tidak berhak mendapatkan penilaian buruk. Walaupun lagi-lagi kita gagal memahami hal sederhana tersebut. Tentu urusan dengan diri sendiri jauh lebih mudah. Memahamkan kepada diri sendiri setidaknya lebih gampang. Lalu bagaimana jika orang lain yang berhadapan langsung dengan kita yang mengalami atau melakukan hal tersebut.
Praktisnya kita tidak usah ikut campur akan hal itu. Karena itu diluar kuasa kita untuk mendikte seseorang atas apa yang mereka lakukan. Dan sederhananya cara itu menjadi cara termudah untuk tidak terikat masalah apapun. Sayangnya tidak semudah itu ketika kita dihadapkan dengan masalah itu berulang kali. Walaupun kita tidak menjadi objeknya. Ada naluri ingin mengeluarkan seseorang tersebut dari masalah yang memerangkap dirinya.
Namun, jika ini masalah yang sedang kamu hadapi maka coba untuk tidak menjadi korban atau mengorbankan orang lain pada setiap hal yang kita lakukan. Komunikasi yang asik itu tidak selalu harus mengorbankan orang lain dalam praktiknya. Hal lucu dan sejenisnya tidak mutlak harus diungkapkan dengan menimbulkan masalah baru pada pribadi orang lain.
Dan jika kamu saat ini sebagai korban. Maka cobalah keluar dari zona tersebut. Jika kamu nyaman dengan perlakuan orang. Maka kamu tidak akan mengeluh atas apa yang terjadi selama ini. Walaupun tidak diungkapkan secara gamblang. Ingat lagi apa saja sikap yang menjadikan kamu di posisi sekarang sehingga menjadikan orang lain berbuat sesukanya denganmu. Pasti ada satu dua hal yang mendorong orang lain melakukan hal itu kepada kita, baik secara sadar maupun tidak.
Sudah ingat? Hal-hal tadi mulailah untuk menggiringnya kepada hal-hal yang lebih tepat. Lebih seharusnya dan nanti setelah itu bekerja dengan baik, secara tidak langsung semua akan berubah. Sikap yang baru tadi akan menempel padamu secara otomatis dan merubah sikap orang pula kepadamu. Lalu bandingkan, apakah itu jauh lebih baik? Jika ia maka lanjutkan. Dan jika kamu lebih nyaman dengan kondisi selanjutnya maka tidak ada alasan untuk berubah.
Karena kamu bukan saya. Saya, suka roti mungkin kamu lebih suka bubur. Saya suka memahat mungkin kamu lebih memilih melukis. Setiap orang berbeda yang sama hanya keinginan. Semua orang pasti ingin diperlakukan baik tapi tidak semua orang ingat bahwa dia juga harus memperlakukan orang dengan baik pula.
Comments
Post a Comment