Beda Waktu

Masalah tiap orang hampir sama
Waktu nya saja yang berbeda
-Els

Selamat Minggu malam. Kalau Minggu malam biasanya teman-teman suka ngelakuin apa? Mungkin cuma menikmati sisa liburan bagi yang bekerja dan bagi yang masih menempuh pendidikan ini masa rehat walaupun besok sudah harus disibukkan lagi dengan aktifitas pendidikan nya. Walaupun ditengah pandemi begini, sebagian dari kita terpaksa dan dipaksa untuk melakukan segala sesuatunya dengan cara yang sedikit berbeda dari biasanya. Tapi, apapun itu semoga kita masih tetap diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menjalankan tugas sebagai manusia. 

Pasti kalian atau saya sendiri pernah berada di posisi yang kurang enak untuk diceritakan pada orang lain. Atau setidaknya kurang enak untuk dirasakan oleh diri sendiri. Saat hal itu terlintas dan terpaksa harus singgah sebentar di satu dua hari kita apa yang kita lakukan? Mencari solusi agar sesuatu yang kurang nyaman kita rasakan itu agar segera berakhir. Sehingga kita tak perlu lagi merasa tidak nyaman dan membuang jauh-jauh ketidak-enakan itu. Tepat.

Singkatnya kita akan mencari teman sependerita. Yang paling tidak bisa mendengarkan keluh kesah atau sekedar meng-Aamiin-i apa yang kita utarakan. Tapi, tak sedikit yang memilih untuk menyimpannya rapat-rapat menjadi konsumsi sendiri. Karena satu-dua alasan yang bisa ditebak. Alasan pertama, karena merasa orang lain tidak akan memahami apa yang mereka rasakan. Alasan kedua karena tidak ingin orang tau dan menganggap masalah yang dihadapi adalah aib yang harus disimpan rapat-rapat

Kali ini alasan pertama menjadi alasan kenapa saya menulis paragraf singkat ini. Seorang teman membagikan postingan nya terkait sebuah ungkapan oleh seseorang yang kira-kira isinya berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi dan bagaimana menanggapi nya. Teman saya itu merasa satu server dengan orang yang ada di video itu. Saya sudah menduganya, sebelum dia memberikan alasan itu lewat chat room. 

Kesamaan nasib menjadikan seseorang dekat. Walaupun tidak saling mengenal, kesamaan nasib juga menjadikan orang berempati walaupun fakta nya tak saling mengetahui. Itulah gunanya berbagi hal-hal serupa dalam hidup. Karena kiranya bukan hanya kita yang mengalami hal yang sama, bisa jadi besok ada orang lain yang mengalaminya. Karena perbedaan waktu dalam mengalami satu permasalahan maka dibutuhkan media untuk menyimpan satu nasehat untuk ditemukan oleh orang yang membutuhkan nya kelak. 

Dan ketika kita bingung, kenapa ya permasalahan kita hampir sama dengan mereka yang tak kita kenal. Jawabannya sederhana. Setiap kita memiliki permasalahan yang hampir sama tapi dengan kondisi waktu yang berbeda saat terjadi. Tentu semua ada tujuannya. Jika besok kamu memanjat pohon lalu jatuh lantas mengobatinya dengan minyak kayu putih. Maka boleh jadi caramu akan diikuti oleh orang lain karena sekarang kaki mu sudah kembali sehat. 

Pun begitu dengan hal lain jika sesuatu menghimpitmu. Harusnya tak perlu merasa, orang lain tak akan paham apa yang kau rasakan. Hanya karena kau melihat dirimu sendiri yang jatuh. Kamu tidak tahu, mungkin sebulan yang lalu atau bahkan setahun yang lalu mereka orang-orang yang kau anggap tak mengerti keadaan mu sudah merasakannya terlebih dahulu. Hanya saja mereka tidak meresponnya seperti dirimu saat ini. 

Mereka, orang yang kau pikir tidak tahu apa-apa itu faktanya sudah mengalaminya. Dan mereka mencari tahu solusi atas permasalahan nya. Sehingga tidak fokus menyalahkan apa yang terjadi dan tidak merasa yang lain tidak peduli. Siapa yang akan memberikan solusi tanpa dimintai? Akan sulit ditemukan karena tidak jarang dia akan dicap gila. Jadi, carilah yang membuat diri sendiri gusar. Tak perlu merasa menyedihkan hingga menyangkut pautkan orang. 

Jika sakit kita hanya perlu obat. Jika lelah kita hanya perlu istirahat. Tidak ada jawaban atas diam. Tidak ada pemakluman atas tuduhan kejam. Semua jelas punya tupoksinya. Jika tidak ingin berbagi masalah maka simpan dan telan sendiri semuanya.

Comments

Popular Posts