Syukur didalam Sangkar

Bulan ini tidak buruk juga ternyata. Masih ada kebaikan yang mesti disyukuri ditengah situasi burung dalam sangkar seperti sekarang. Hanya bisa melihat dari dalam dan mengamati walaupun situasi tidak seburuk mereka diluar sana yang harus tetap keluar dari peraduan karena tuntutan pekerjaan dan kewajiban. 

Situasi seperti ini memang layaknya seperti burung dalam sangkar. Sehat, bisa menghirup udara dengan baik. Makan dan tetap tidur. Tapi apakah keadaan burung dalam sangkar baik-baik saja?. Apa susahnya diam dan duduk dalam sangkar. Tentu tidak sulit jika itu adalah hal yang biasa dan harfiah dilakukan oleh manusia. 

Karena situasi tersebut hari ini kita sadar jika yang manusia butuhkan jauh didalam sana adalah kebebasan. Seorang ibu rumah tangga umumnya mendapatkan gambaran diam dirumah dan berkutat pada hal yang itu-itu saja. Tapi, hari ini seorang ibu rumah tangga pun mengeluh dengan keadaan. Kenapa? Padahal situasinya tak jauh beda.

Sebab, terpenjara karena pemikiran. Karena ibu rumah tangga tadi tahu sekarang kondisinya sudah tak sama. Jika hari jauh sebelum ini seorang ibu rumah tangga juga tak meninggalkan rumah sesering orang yang bekerja diluar. Hari ini ketika mereka ingin keluar mereka dihinggapi perasaan takut dan cemas karena ada hal yang harus dihindari. 

Begitulah sejatinya konotasi diam dirumah yang tidak ada bedanya tetapi jauh lebih menekan emosi jauh didalam sana. Dulu burung dalam sangkar akan terlihat baik-baik saja sebab mereka bisa pergi pagi pulang petang membawa bahan makanan untuk hidupnya besok. Namun, hari ini burung yang ingin pergi dalam sangkar juga tak bisa memastikan apa jauh disana ada hal yang ia bisa bawa pulang sebagai amunisi melanjutkan hidup. 

Lihatlah sekarang bagaimana cara kita menghabiskan hidup ditengah  Ramadan. Terbiasa dengan jadwal tahunan yang sudah diisi dengan daftar buka puasa dengan teman-teman sekarang harus diisi penuh oleh daftar buka puasa selama sebulan bersama keluarga jika berkesempatan dekat dengan keluarga. Jika nun jauh di kota sana berjuang untuk apapun yang sedang diperjuangkan harus menghabiskan waktu dengan tetap menabung rindu.

Situasi burung dalam sangkar mengajarkan kita banyak hal termasuk menghargai apa yang masih ada disekeliling kita sampai sekarang. Jika dulu rasanya jadwal berbuka puasa setengahnya dihabiskan diluar karena sibuk bertemu dengan kawan lama. Maka sekarang kita dipaksa untuk menjaga yang lebih dari sekedar silaturahmi tanpa harus ikut agenda berbuka sana-sini.

Dan hari ini jika hidup sedikit sulit yang harus dimiliki hanya pikiran yang sehat. Berfikir yang baik-baik walaupun situasinya terbalik. Bebaskan perasaan yang selama ini seperti burung dalam sangkar. Memang tak biasa tapi pasti bisa. 

Comments

Popular Posts