Padi dan Rumput (Itu-itu saja)
Kalau sudah itu kenapa itu-itu saja?
Seringkan kita mikir kayak gini, atau justru melakukan hal yang dipertanyakan diatas. Melakukan hal yang itu-itu saja berulang kali dalam jangka waktu yang panjang. Baik, jika hal yang itu-itu saja dimaksud adalah hal yang baik. Tapi bagaimana jika hal yang itu-itu saja justru hal yang buruk dan berimbas pada banyak hal baik lain.
Apa sebenarnya yang menjadikan seseorang melakukan hal yang terkesan itu-itu saja. Dan mengapa itu bisa terjadi?
Menurut hemat saya satu hal dilakukan secara berulang-ulang cenderung akan menjadikan satu pola kebiasaan yang jika tidak diberhentikan secara sengaja akan menggambarkan sifat atau karakter objek tersebut.
Kelelawar akan tidur sepanjang hari dan terbangun di malam hari. Ini merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh hewan tersebut dan menjadi kebiasaan yang dikenal oleh makhluk lain. Bukan orang lain yang menyematkan nama atau julukan tersebut. Tetapi, kelelawar itu sendiri tanpa sengaja menjadikannya hewan malam.
Pun dengan manusia, umumnya label yang diberikan oleh orang akan menempel pada kita justru karena perilaku atau kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari. Bagaimana bisa kita dipandang baik ketika yang kita lakukan justru perbuatan keji dan menyakiti orang lain. Kita ingin dikatakan orang yang menjaga kebersihan padahal di satu sisi kita mandi dua kali sehari. Tidak ada label baik yang datang ketika kita melakukan hal yang sebaliknya.
Justru pandanglah beberapa orang terkena label buruk padahal mereka tidak pernah melakukannya. Sebutkan saja para perempuan yang bekerja sebagai budak korporat yang mengharuskan mereka terkadang pulang larut malam karena menyelesaikan tugas tambahan dari tempat mereka bekerja. Akan timbul stereotip negatif pada orang-orang ini, karena tidak lazim perempuan pulang larut malam.
Tapi apakah label dan sebutan tersebut akan berdampak pada objeknya? Pasti. Sedikit banyak hal tersebut akan mempengaruhi objek yang diberi label. Jika label yang diberikan baik maka akan memberi nilai tambah pada objek tersebut namun, jika yang diterima oleh objek adalah label yang buruk akan ada dua kemungkinan besar yang terjadi.
Pertama, menerima dan menjadikan label buruk tersebut sebagai upaya untuk menjadikan objek lebih baik di masa yang akan datang. Kedua, menerima label tersebut dengan respon yang kurang baik. Menjadikan objek mati bukan dalam arti yang sebenarnya. Mati disini berarti, membunuh karakter objek yang diberikan label. Lalu jika sudah begini maka akan ada satu, dua bahkan banyak orang yang mati karakternya sebab tak mampu menanggapi label itu dengan baik.
Maka jadikan hal yang itu-itu saja di satu kali dua puluh empat jam adalah hal yang baik. Sebab tak akan pernah tumbuh padi jika yang ditanam adalah rumput, justru rumput bisa tumbuh disela-sela tanaman padi. Artinya dalam melakukan kebaikan lebih memungkinkan akan menimbulkan satu dua hal buruk walaupun ada 99 hal baik didalam nya. Dan ketika melakukan hal-hal buruk justru kebaikan tidak akan pernah menyertainya.
Comments
Post a Comment