Kaset Hidup
H-5 Lebaran
Seperti bukan apa-apa setiap harinya berganti tanpa bisa dijeda atau dipercepat ritmenya. Kabar baik datang kabar duka menyusul seperti aliran air yang turun dari atas menuju celah-celah yang dapat disisipi oleh nya. Layaknya hidup pasti memiliki akhir namanya kematian. Begitulah jalan yang harus ditempuh masing-masing kita. Hari ini kabar duka itu datang dari seorang pengajar waktu semasa kuliah (tidak terlalu) dulu. Keterkejutan hanya sepersekian detik setelahnya muncul pemakluman dan do'a teruntuk dia yang harus menghadap Allah di bulan yang dirindukan ini.
Apakah kita akan mendapatkan respon yang sama dari orang-orang ketika kita tiada. Dan apakah do'a yang tulus juga kita peroleh ketika nasib yang sama harus kita jalani?. Pertanyaan itu terus berputar bagai kaset rusak di benak. Tersendat dan takut jika tiba-tiba kaset itu berhenti berputar sedangkan kita belum siap untuk kehilangan sesuatu yang ingin kita dengarkan dari kaset itu.
Begitulah kiranya dunia. Serupa kaset yang berputar. Setiap kita memiliki kaset yang berbeda, jika tidak dirawat maka akan lecet dan tersendat ketika di putar. Pun begitu juga dengan kehidupan jika tidak dirawat dengan baik akan berakhir tapi ada yang mengakhiri nya dengan baik ada yang harus tersendat karena goresan-goresan disana sini kemudian mati secara otomatis tanpa ba-bi-bu.
Menjadi kaset yang terus akan dipasang hingga waktunya habis untuk ditonton atau didengarkan adalah keinginan kita terlepas dari apakah kaset itu pernah jatuh atau tergores. Semua pasti akan merekamnya. Di masa depan kita akan kehilangan diri kita, orang-orang juga akan merasakannya walaupun tak lama kita pasti akan di kenang atau justru terkenang. Bukan karena kita kurang baik atau mereka tidak cukup baik sehingga kita hanya dikenang satu dua kali. Tetapi, karena begitulah lazimnya. Kaset-kaset lain akan berputar dan berakhir seperti punya mereka yang telah usai dan punyamu yang masih terus berlangsung.
Comments
Post a Comment