Patah bukan mati

Jika sedang patah arah dan langkah maka menulislah. Pernahkah kalian membaca banyak tokoh yang patah arah dan diputuskan langkahnya benar-benar berhenti? Tidak. Mereka tidak berhenti. Mereka hanya sedang beristirahat untuk bergerak jauh lebih melesat.

Mereka yang pernah tertahan langkahnya dibalik jeruji besi dahulu tidak benar-benar menghentikan langkahnya. Waktu yang mereka punya terus dimanfaatkan untuk menyiapkan satu dua amunisi sebagai senjata pamungkas ketika mereka keluar dari sangkar yang diciptakan oleh orang-orang yang tidak mendukung mereka. Pergerakan boleh berhenti, perjalanan secara harfiah boleh dipaksa mati. Tetapi, tulisan akan menjadi saksi bisu bahwa ada perjuangan panjang yang tak pernah bisa dibungkam.

Percayalah, jika tidak ada waktu yang dipaksa jeda dibalik jeruji mungkin kita tak akan pernah tau perjuangan panjang yang para pejuang dulu lakukan. Sebab mereka akan sibuk menyusun strategi dan mengusir kompeni. Setiap hal muncul karena alasan, setidaknya walaupun mereka mati dalam perjuangan. Masih ada saksi bisu yang bisa berbicara lewat lembaran buku. 

Jika saja ada waktu untuk berbincang. Bukan tidak mungkin mereka akan mengatakan bahwa saat terpenjara adalah masa-masa terbaik bagi mereka untuk merangkai perjalanan selama ini. Bayangkan jika perjalanan mulus tanpa bebatuan, mungkin mereka hanya sebagai pahlawan yang mati di medan juang tanpa meninggalkan pesan selain pengorbanan.

Sebab karya nyata yang mereka coba tulis sekarang kita paham bahwa terpenjara tidak selalu berarti mati langkah. Hanya jeda sementara untuk menyambung satu dua perjalanan sebagai ingatan penting di masa depan. Karena satu peluru hanya dapat menembus satu kepala. Sedangkan satu tulisan bisa menembus beribu bahkan berjuta kepala. Mereka yang berjuang mungkin mati karena satu peluru yang dihunus tajam bak pedang. Namun, beruntung mereka masih hidup dalam ingatan banyak orang melalui amunisi terbaik, tulisan.

Akhirnya patah meninggalkan kesan tersendiri bagi mereka yang mampu memaknai dengan baik. Tak ada yang benar-benar patah dalam langkah. Anggap ia jeda sebagai penanda bahwa pernah ada langkah yang coba diperjuangkan. Satu tulisan akhirnya mampu menembus cakrawala. Luas tanpa batas.

Comments

Popular Posts