Kapan?
Orang yang paham akan Takdir takkan risau akan apapun.
Begitulah kesimpulan pembicaraan hari ini dengan salah seorang perempuan yang baru saja menyelesaikan pertempuran dengan dirinya sendiri di kota lain. Faktanya menemukan hal-hal sama harus melewati waktu yang lama. Karena waktu dan pembahasan yang panjang akhirnya menuntun semua orang pada satu jawaban, takdir.
Besok dan besok lagi akan selalu ada pertanyaan. Kapan? Maka jawabannya tetap lah harus berkenan dengan waktu. Jika tidak maka akan banyak kapan yang muncul lagi. Sebenarnya pertanyaan kapan bukan baru trend akhir-akhir ini. Hanya saja media untuk bersosial membantu untuk persebaran trendsetter tersebut. Tidak ada yg bergeser medianya saja yang berubah menjadi populer sehingga muncul asumsi.
Orang sekarang itu suka ikut campur. Nanya kapan seakan peduli padahal hanya ingin tahu. Padahal sejak dulunya sudah begitu. Apalagi bahasa pemersatu kalau bukan tentang diri sendiri. Namun, justru sekarang dianggap begitu mengganggu. Karena nyinyiran perkara kapan ternyata tidak sebaik dulu. Dulu batasannya di tatap muka. Sekarang ditatap layar masih saja muncul pertanyaan sama. Menyebalkan.
Tapi, justru itulah uniknya takdir. Bayangkan saja jika pertanyaan kapan bisa dijadikan tulisan. Sungguh materi sesederhana itu bisa jadi komersil dan terlihat ciamik untuk tampil. Padahal hanya sekedar kata. Artinya pandangan akan sebuah kata atau pernyataan kembali kepada si empunya jawaban. Memandang pertanyaan sebagai bahasa pemersatu atau justru pemecah belah.
Sehingga tidak perlu menjadikan pertemuan sebagai momok prosesi tanya jawab perkara kapan. Tidak menyenangkan dan menularkan virus buruk untuk mental seseorang. Perkara kapan sudah ada masanya, hanya ketika tidak berhasil dengan jawabannya jangan mencoba menyalahkan apapun dan siapapun. Sebab kapan hanya bertugas untuk menyadarkan kita, tentang seberapa jauh kita sudah melangkah. Apakah maju atau justru mundur teratur, tidak menyenangkan jelas itu pertanyaan yang tidak menyenangkan.
Maka bersiaplah untuk jawaban tanpa terkesan melarikan diri. Tidak ada yang salah dari terlambat, yang salah adalah tidak mencoba untuk menjawab pertanyaan kapan itu sendiri. Sehingga pada akhirnya jika ada pertanyaan kapan yang lolos dari bibir seseorang anggap itu adalah takdir. Jawab seperlunya jangan tinggalkan jejak tidak penting hanya karena satu pertanyaan. Jika proses sudah dilakukan sudah tentu pertanyaan akan bukan menjadi momok menakutkan.
Selamat Malam
Selamat Beristirahat
Comments
Post a Comment