Stop Bullying Start Caring

    Belum pasti micin dan kawan kawan yang saya makan akan jadi apa tapi malam ini saya sedikit tersulut dengan satu kiriman. Mungkin pengaruh micin atau memang dasar kiriman yang memang benar-benar menyulut emosi. Saya tidak pasti kapan tepatnya trend body shaming. Saya yang kurang jauh mainnya atau kurang lama pulangnya. Entahlah yang pasti materi body shaming seakan-akan menjadi materi wajib dalam setiap perjumpaan. 

    Sebenarnya apa yang membuat satu hal menjadi trend? Kalau menurut hemat saya sebagai orang awam adalah adanya sejumlah atau sekolompok orang yang berpartisipasi dalam membuat hal tersebut menjadi topik yang booming. Terlepas dari baik atau buruknya hal tersebut. Trending adalah keharusan, kalau kamu ikut artinya kamu keren. Lalu bagian mana yang keren kalau ikut dalam trend bullying?

    Sebelum adzan isya hari ini saya ingat ini sudah masuk minggu kedua. Artinya saya harus posting minimal dua tulisan dengan tema yang paling tidak harus beda biar tulisannya variatif. Tapi sampai jam dua belas kurang dua jam saya belum mendapatkan ide, sampai pada kiriman di grup yang membuat saya harus menulis ini. Bukan untuk dijadikan sebagai bahan dan terlihat heroik tapi, biar tak lekang dimakan waktu. Semua kita banyak lupanya sedikit ingatannya. Dan masuklah materi ini di timeline. 

    Jauh dan panjang pembahasan bisa dikaitkan dengan bullying. Sederhananya kita sebut analogi. Kamu termasuk orang yang bagaimana? Apakah duduk di warung kopi mahal berlabel brand terkenal. Atau lebih menyukai hal-hal yang klasik. Duduk dirumah menyeduh kopi-sachet. Sebenarnya apa inti pembahasan ini? Dari dua analogi diatas. Kebanyakan kita sekarang memilih untuk duduk di warung kopi kenamaan daripada menikmati secangkir kopi seduhan di rumah. Alasannya mudah, kita lebih suka hal yang trend walaupun harus menguras kocek dalam-dalam. Tak apa masuk rumah sakit karena tak makan daripada tak minum kopi kenamaan. Semua hal yang kita lakukan kiblatnya jelas yaitu apa yang kebanyakan orang-orang lakukan. Tentu tidak masalah kamu duduk di warung kopi berlabel mahal asal kantongmu tidak berteriak.

    Sama halnya dengan Bullying. Kita lebih suka ikut-ikutan mem-bully Padahal diri sendiri tidak nyaman akan hal itu. Ikut-ikutan, padahal sendirinya jangankan untuk membully untuk bilang tidak saat diajak yang iya-iya saja kadang sulit. Coba lihat posisi kalian saat terjadi pembullyan apakah kalian diposisi provokator atau hanya orang yang dapat bagian nyengir saja? Diri sendiri yang tau jawabannya. Masih bagus jika kalian ada lead dalam pembullyan artinya kalian punya power. Walaupun kekuatan yang kalian miliki adalah dengan memanfaatkan kelemahan orang lain. Jelas itu bukan kekuatan. Sedangkan yang hanya dapat bagian tertawa silahkan tepuk dada tanya selera anda, anda tak lebih hebat dari yang dibully. Bahkan tanpa anda drama pembullyan masih terus berlangsung.

    Sebenarnya apa dampak bullying? Sering kali kita hanya fokus kepada korban bukan kepada pelaku bully. Tapi, sebenarnya korban sebenarnya dalam kejahatan yang satu ini adalah pelaku. Kenapa? Karena sebenarnya pelaku secara tidak langsung ingin dianggap hebat, ingin dianggap besar dengan memanfaatkan kelemahan lawan. Mungkin dengan cara ini dia akan mendapatkan teman yang banyak, paling tidak perhatian yang lebih dari lingkungannya. Dan biasanya orang-orang yang termasuk dalam lingkup ini adalah dengan penyakit mental yang mengkhawatirkan. Penyakit ini biasa disebut mental illness. Penyakit mental pada dasarnya dimiliki oleh semua orang, tapi dalam kasus yang sebenarnya hal ini bisa terus berkembang atau bisa menjadi penyakit yang sebenarnya jika dipupuk secara baik. Jadi hati-hati kita semua berpotensi.

    Tidak perlu bersusah payah membahas dampak yang dirasakan korban bully karena memang bisa sampai bunuh diri. Yang mereka perlu sadari sebagai korban. Atau bahkan kita sendiri harus waspadai sebagai korban adalah:
 
1. Hindari lingkungan toxic
    Lingkungan ini berisi orang-orang yang penuh dengan racun. Tidak berdampak positif apalagi sampai menyembuhkan. Suka membully tapi tak suka dibully, senang menertawakan tapi tak bisa ditertawakan. Menganggap perkataannya lucu tapi perkataan kita sampah yang mengganggu. Silahkan menjauh dari orang orang yang seperti itu, hidupnya saja kacau apalagi yang kamu harapkan. Dirinya saja butuh pengakuan hebat dari menjatuhkan, lalu apalagi yang buat kamu betah.

2. Jangan beri kesempatan
    Yang sering kita lupakan adalah bertindak tegas atas diri kita sendiri. Kita terlalu takut tidak punya teman, takut tidak masuk dalam satu kelompok perkumpulan orang-orang yang dianggap hebat. Tapi apa hebatnya orang jika menindas orang lain. Jika ada disituasi ini jika tidak bisa keluar karena memang masih satu lingkungan, jadilah tegas gunakan kata-kata sarkas jika perlu. Karena mereka membutuhkan itu, bukan lari. Mereka senang jika korbannya lari ketakutan. 

3. Jadilah hebat
    Karena pada dasarnya orang-orang yang suka membully adalah sekumpulan orang lemah. Tidak punya kekuatan jika sendiri. Perhatikan orang-orang seperti ini. Tidak akan punya teman jika temannya yang satu frekuensi dengannya tidak ada. Perkataannya tidak menjadi solusi malah kebanyakan jadi polusi. Dan cenderung diam jika hanya sendiri. Maka solusi terbaik adalah jadilah hebat, meningkatkan kualitas diri. Berdikari, berdiri diatas kaki sendiri. Semoga mestakung, ya semesta mendukung.


Stop Bullying Start Caring

Comments

Popular Posts