Kenali Dirimu?

Saya sedang berada diruangan satu koma lima meter di kali ukuran yang sama. Berapa? Iya satu koma lima meter juga. Ruangan ini ada di dalam rumah saya. Satu dari beberapa ruangan yang ada di rumah. Ruangan ini jadi tempat pelarian yang nyaman karena ukurannya tidak besar jadi mudah untuk mengakses apapun. Tapi, saya tidak ingin membahas ruangan itu di tulisan kali ini. Saya ingin membahas lanjutan dari Self Improvement. Malas ya baca soal Self Improvement?. Saya juga sebenarnya kalau tidak memikirkan betapa egoisnya saya kalau cuma saya yang mengetahui hal ini.

Sedari kita kecil barang kali hanya sedikit kesempatan untuk kita mengetahui tentang diri kita. Bahkan kadang kita sama sekali tidak diperkenalkan dan tidak diperkenankan untuk mengenal diri sendiri dan potensi yang kita miliki. Ada banyak yang mempengaruhi kenapa kita sampai tidak punya kesempatan untuk mengenal diri kita sendiri sehingga dampaknya jelas terlihat dan tergambar pada individu kita saat ini. Diri kita di desain untuk menjadi individu yang sama di masa yang berbeda dan jelas fungsinya belum tentu sama. Beberapa faktor penyebab hilangnya identitas diri kita sebenarnya ada disekitar kita yang mungkin kita tidak sadar seperti beberapa hal berikut :

1. Keluarga
Semua orang pasti akan mafhum jika salah satu alasan anak tidak berkembang adalah keluarga. Berkembang disini tidak berarti tidak bisa melakukan apa-apa tapi apa-apa yang dilakukan mesti under control ya dibawah kontrol keluarga. Ada banyak alasan mengapa keluarga memiliki peran besar dalam perkembangan anak untuk mengenal dirinya. Keluarga dalam hal ini orang tua menganggap dia telah melewati banyak hal sehingga anak-anaknya tidak perlu ragu untuk mengadopsi pengalaman yang mereka miliki sebagai orangtua. Orangtua lupa akan satu fakta bahwa apa yang mereka alami tidak terlepas dari waktu dan kondisi lingkungan yang sudah jauh berbeda. Sehingga daya tahan terhadap apa yang ingin diraih jelas juga berbeda karena tekanannya juga sudah jelas tak sama. Namun, kerap kali alasan sudah menelan asam garam menjadi momok bagi anak untuk mengambil langkah yang sama. Tentu semua itu merupakan bukti kasih mereka sebagai orangtua. Tak ayal banyak yang mencoba menciptakan sayap agar anak-anaknya bisa terbang. Padahal mereka melupakan satu hal, anak-anaknya masih punya kaki untuk berjalan, bahkan berlari walau tidak sama kencangnya seperti sayap-semu yang mereka coba ciptakan.

2. Lingkungan
Dari kita mengenyam sekolah dasar atau mungkin taman kanak-kanak kita jelas melihat kita terkesan dicegah untuk mengenal diri kita. Di usia itu dapat dengan mudah anak-anak dikenali dengan potensinya di masa depan. Namun, lingkungan seakan menolak untuk menghadapi hal beragam tersebut. Lingkungan terlalu senang untuk menghadapi keseragaman. Alasannya biar mudah dan tidak mempersulit. Anak-anak di masa keemasan tentu mempunyai beribu pertanyaan di benaknya tapi tak jarang kita temui lingkungan memaksa mereka untuk bungkam dan menjadi seragam. Mereka yang lebih vokal dianggap aneh atau bahkan diasingkan. Sehingga mereka tumbuh menjadi seragam dan lagi lagi kehilangan kesempatan untuk mengenal dirinya. 

3. Diri Sendiri
Beruntung jika Keluarga dan Lingkungan tidak berpengaruh besar dalam pembentukan diri sendiri dalam mengenal apa yang ada di dalam diri. Tetapi fakta itu sedikit sulit. Sebenarnya hal yang paling mendasar dan menjadikan manusia sulit mengenal dirinya adalah dirinya sendiri. Keluarga bisa diajak bernegosiasi. Walaupun negosiasi tersulit adalah dengan keluarga. Fakta ini acap kali kita abaikan. Kita lebih senang lari dari masalah daripada bernegosiasi. Sementara faktor lingkungan merupakan faktor yang tidak terlalu kuat, karena kita bisa menjauh dari mereka ketika kita merasa ada hal hal yang tidak sesuai. Namun, dengan keluarga? Itu hal yang tidak mungkin. Tidak mungkin kita menciptakan tembok tak kasat mata dengan keluarga sendiri. Oleh sebab itu diri sendirilah yang harus survive untuk keluar dari belenggu tersebut. Jadilah negosiator untuk mengenal diri sendiri. 

Barang kali pernah mendengar satu pernyataan ini
Barang siapa yang mengenal dirinya
Maka mengenal Tuhannya
Terlepas dari keabsahan pernyataan tersebut satu hal yang perlu diresapi. Bagaimana bisa kita mengenal Tuhan kita dengan baik, jika kita tidak mengenal diri kita siapa untuk apa kita di dunia dan untuk siapa hidup kita sehingga kita tahu pasti apa yang bisa kita lakukan untuk kehidupan yang Tuhan beri bukan lah hal cuma-cuma tapi lebih dari itu. 



Comments

  1. Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca bukan membaca saat sempat. Heheh
    Happy Reading!
    Jangan lupa meninggalkan jejak disini 👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts