We need "Hallo" not "Follow"




The Close Friends Doesn't Follow you On Instagram 
They will "DM" you 
Coz They Don't need your Follow they need Your Hello!

Mungkin ada beberapa waktu yang lalu aku sempat mengurangi beberapa pertemanan di sosial media dengan alasan beragam, dan yang paling menyita atensi saat itu adalah karena aku cuma mau mendapatkan notifikasi atau informasi dari akun atau orang-orang yang kuanggap dekat dan aku ingin melihat kabar mereka. Dan bersyukurnya aku mengambil langkah itu. Mungkin sebagian orang bakal langsung menghapus akunnya dan tidak menggunakan nya lagi karena menganggap sosial media itu tidak berguna atau malah toxic. Dan bukan tidak mungkin kita akan berada pada level itu. Level yang siap untuk tidak menggunakannya lagi.
Tapi, langkah yang kuambil cukup bisa dibilang masih aman, yaitu mengurangi lingkup orang-orang yang ingin di follow saja selain influencer atau bahkan sekelas akun diet yang sebenarnya cuma ingin melihat photo makanan ala vegan

Kalian juga bisa menggunakan cara itu untuk mendapatkan penggunaan media yang baik dan bijak. Mungkin kalian akan langsung kehilangan informasi tentang orang-orang yang tidak terlalu dekat, tapi percayalah jika kalian dianggap bagian dari hidup mereka, suatu saat mereka akan datang dengan pesan singkat melalui media yang sama. Memberikan undangan misalnya, atau tidak harus sampai seklasik itu mereka bisa mengirim pesan kapan saja dan membahas tentang apa saja. 

Namun, mungkin sulit untuk menanamkan hal ini kepada orang di sekitar kita saat ini. Karena masih mengatasnamakan follow untuk dianggap dekat. Padahal sebenarnya kedekatan itu bukan simbol, kedekatan itu proses yang harus dijalankan. Kalau ingin dekat artinya harus ada hal yang membuat kita dekat, entah kualitas obrolan atau kuantitas pertemuan. Kalau hanya sekedar follow, kita juga banyak mengikuti akun artis dan influencer. Apakah kita langsung dekat dengan mereka hanya karena menekan kolom follow? Tentu tidak. Kenapa? Dan apa buktinya. Coba kirim pesan kepada mereka, apakah mereka akan membalas? Tentu tidak. Jika pun ada yang membalas itu hanya satu diantara ribuan bahkan jutaan orang yang mengenal mereka, karena apa? Karena tidak pernah dekat bahkan mereka tidak kenal. Sedangkan teman kita? Tentu mereka akan membalas walaupun tidak saling mengikuti akunnya. 

Karena sejatinya pola yang kita ciptakan kadang menyulitkan kita sendiri. Media sosial seperti namanya hanya sebagai media, buka raja atas diri kita. Mau dan akan jadi seperti apa media itu kita yang membawa bidikannya. Jangan sampai hal yang penting tertutup dengan hal yang kurang krusial. Dan jangan mematokkan kedekatan hanya karena follow. Seperti fokus pada gambar yang dibidik bukan berarti membuat objek sekelilingnya hilang, hanya saja tidak begitu jelas. Karena tentu fokus utama lah yang menjadi prioritas. Namun, objek sekelilingnya juga tak mungkin dihilangkan begitu saja. Maka posisinya persis seperti itu ketika berada di media sosial.

Kita belajar untuk tetap menjaga kualitas silaturahmi dan pertemanan walaupun tanpa melakukan pertemuan dengan baik dan tentunya berkualitas. Karena tombol love tidak selalu berarti karena kita menyukai sesuatu. Ada kalanya karena terlewat di beranda saja. Tapi pesan singkat melalui kolom massage dan sejenisnya lebih mencerminkan kepedulian dan kedekatan emosional. Dan itu adalah segalanya bagi kita. Diingat dan dikirim sebuah pesan adalah satu hal yang dapat dibanggakan terlepas apa alasan sipengirim pesan. Yang kita tahu pasti adalah ketika mereka mengirimkan "halo" wajib hukumnya untuk kita mengatakan hal yang lebih. 

Contoh 
Message Me: 
N: "Halo!"
ME : "Hai...ya Ampun lama ya gak jumpa"
N : "Iya dan ini kita gak lagi jumpa jugak kan"
ME : "Eh iya lagi di room chat ya hehehe... Apa nih cerita? Kayaknya seru ya sampek ngirim pesan"





Comments

Popular Posts