Warning-Ngelikke




Hari ini jutaan manusia mungkin sedang menggelar satu momen penting dalam hidupnya. Dan jutaan manusia-manusia itu saat ini tidak menghiraukan apa yang sebenarnya akan terjadi setelah momen penting itu. Yang terpenting adalah berbahagia dan bersuka cita untuk momen berharga dalam hidupnya. Masalah apa yang terjadi setelahnya biarlah menjadi rahasia.

Ngelikke, diambil dari bahasa-Jawa yang entah versi halus-atau-kasar nya. Ngelikke sendiri artinya adalah mengingatkan. Mengingatkan biasanya cenderung kepada hal yang wajib diwanti-wanti oleh siapapun. Perkara mengingatkan ini terkesan tidak penting tapi, sebenarnya sangat berperan. Bayangkan ada berapa banyak kata peringatan dalam setiap perbuatan kita sehari-hari. Bahkan mudah sekali menemukan kata peringatan. Sebesar apapun peringatan yang ditulis di papan reklame faktanya masih saja belum ampuh sebagai pengingat. Alasannya bukan karena peringatannya kurang jelas, tetapi anggapan kita terhadap peringatan kurang tegas. 

Waton, ini juga termasuk bahasa asing bagi mayoritas kita. Dalam bahasa Jawa artinya Ngasal. Sikap yang acuh tak acuh terhadap perintah tadi inilah yang di sebut Waton. Mengingatkan bukan perkara mudah, sekalipun dibariskan satu papan reklame sepanjang jalan sebagai pengingat untuk tidak melakukan pelanggaran kalau diri sendiri masih Waton, masih ngasal dalam bersikap akhirnya Ngelikke hanya jadi angin lalu. Melenakan dan membuat tidur para orang yang hobinya tak acuh.

Pada akhirnya kita butuh Gusti. Kita butuh Allah untuk menyadarkan bahwa apa-apa yang kita lakukan pasti dilihat olehNya. Malu sama manusia mungkin tampak jelas dari penerimaan mereka terhadap kita. Sedangkan malu terhadap Allah, jelas tak pernah langsung ditampakkan olehNya. Hanya naluri yang menggiring kita untuk meyakini bahwa segala perbuatan yang kita lakukan menjadi pertanggungjawaban kita kelak ketika menghadiri hari perjumpaan. Karena akal kadang menolak sebuah kebenaran hanya karena kasat mata. 

Comments

Popular Posts