24!
Tuhan Hidupku Asyik!
Terhitung di tanggal sembilan Mei dua ribu dua puluh satu hari ini sudah memasuki puasa yang ke dua puluh tujuh. Ritual masak-memasak jam tiga subuh masih terus berjalan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat tanpa kata sepakat. Memang benar hidup di layar kaca itu tidak akan pernah menjadikan kita ada didalamnya.
Hari ini kalau tidak salah jam tujuh pagi saya terlahir entah untuk misi apa di dunia. Yang pasti sumber informasi ini saya peroleh dari wanita yang melahirkan saya perdana kala itu. Sebab saya anak pertama dan otomatis itu adalah pengalaman pertama. Mamak, panggilan kami untuk seorang perempuan yang hingga kini eksis di rumah ini sebagai penguasa.
Tak banyak berharap dia mengingat sudah melahirkan salah satu anak perempuannya ini. Tidak penting karena ada misi yang lebih urgen sebelum lebaran tiba. Membersihkan segala sudut rumah, gudang, kamar mandi, dapur dan seluruh ornamen yang wajib dibuat kinclong.
"Liannn!!! Bangun!". Halah pikir saya, mimpinya masih sangat indah untuk diakhiri, tapi apa daya nyonya sudah memberikan titah. Lilin dan kue dalam mimpi sudah padam, entah kapan pula aku meniupnya. Tepat, tanggal sembilan ternyata. Sudahlah, mari menyeret kaki untuk menyiapkan makanan sahur anggap ini tugas mulia, jihad misalnya.
Lucu, sambil memotong sirip ikan, menyiangi kulit halusnya saya bersyukur masih diberikan kehidupan. Mungkin tidak seperti yang dibayangkan, namun cukup sebagai pengingat bahwa umur kian bertambah. Enam ekor ikan ini tidak melambangkan apa-apa. Umur saja dua puluh empat, ah anggaplah enam itu hasil dari dua tambah empat. Biar saya senang walau tidak ada pengaruh nya.
Cuci tangan menutup pelayanan sahur pagi ini, saya masuk ke kamar lampunya masih padam. Layar handphone saya berkelip artinya ada pesan yang masuk entah dari email, YouTube atau media lain. Dan ternyata sebuah ucapan selamat ulang tahun. Bah, ingat saja adik kelas ini. Jam empat subuh dia mengetik sesuatu sebanyak satu paragraf, tiga baris.
Waalaikumsalam dan Aamiin. Begitulah jawaban singkat saya sambil memberitahu bahwa saya akan mengunjungi kota kami bertemu di akhir bulan nanti. Saya menghabiskan air hangat yang saya bawa ke kamar, roti-roti kering berjejer tak mungkin kujadikan kue ulangtahun. Memandangnya saja sudah enek, apalagi harus memakannya. Bukan tidak enak, hanya saya lebih suka yang asin daripada yang manis.
Sudahlah, walaupun ingin sekali rasanya buang air besar tapi mata lebih memaksa untuk tidur kembali. Akhirnya hanya sekian menit aku kembali menghadap pulau kapuk, sekian jam ternyata singkat. Ada suara merdu yang membangunkan.
"Hei bangun! Bereskan rumah! Cepat!" Bah, bukan surprise ternyata. Ini lebih dari kejutan yang sudah tertebak. Kami bertiga harus secepatnya bergerak membereskan seluruh sudut rumah, menyikat gudang, kamar mandi, dapur, dan segala perkakas. Saya menikmati lagu dangdut hasil dendangan teman seperjuangan dalam membersihkan rumah, iya adik saya.
Sekali lagi layar kaca hanya menampilkan ekpektasi. Realitanya jauh lebih lucu dan menggemaskan. Saya menggosok kamar mandi Mamak, persis di dalam kamar. Yang artinya kebanyakan dipakai oleh yang punya kamar. Kotor sekali, mana katanya ualngtahun itu identik dapat hadiah dan ucapan. Ini malah membersihkan kamar mandi dari kotoran.
Semua ritual menyikat dan menggosok sudah selesai persis jam dua belas hari ini. Masuk ke kamar dan mengambil bantal. Stoples kubuka, saya menarik satu persatu cookie cokelat almond. Ia Masuk kedalam mulut, karena saya tidak berpuasa sudah beberapa hari ini. Saya tidak suka manis, dan kue cookie ini lebih cocok karena mendekati pahit.
Anggaplah itu mewakili seluru jajaran kue cantik dan mahal untuk perayaan hari ini. Bola-bola cokelat juga mendapatkan giliran masuk ke dalam rongga mulut, rasa kue ini juga aman tidak terlalu manis dan ada kacangnya. Seperempat bagian stoples besar tampak menyusut sedangkan yang lain terlihat masih utuh.
Tidak ada semoga seperti tahun-tahun sebelumnya. Semoga yang saya haturkan kepada Allah sudah terlalu banyak. Barang kali stok nya masih ada disana. Mungkin ada beberapa semoga yang saya sampaikan dalam hati, agar raga dan jiwa semakin kuat menapaki jalan yang harus ditempuh.
Di depan sana ada banyak yang menunggu, entah apapun itu yang pasti saya harus siap menyusuri satu persatu. Ucapan terimakasih juga mungkin tak cukup menggambarkan segala kebaikan Tuhan dan orangtua yang sudah dengan sangat baik dalam memberi penghidupan. Saya hanya harus terus hidup dan berjuang, walau kadang takut, merasa sukar dan sesekali gusar.
Saya akan selalu berterimakasih untuk apapun yang saya punya dan belum punya. Belajar, untuk sesuatu yang saya sudah tahu dan akan ketahui. Dan memohon pertolongan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang saya punya untuk melanjutkan perjalanan klasik seperti halnya dengan orang orang terdahulu.
Meyakini bahwa hidup ini juga adalah titipan yang suatu saat akan saya pertanggungjawabkan. Khilaf dan salah selama dua puluh empat tahun ini nyatanya masih terus diupayakan agar tak terus bertambah. Percayalah itu benar-benar butuh perjuangan, sebab kalau kata orang salih amal belum tentu diterima, dosa nambah terus.
Untuk teman, orang yang pernah saya ajak bicara, atau orang yang sama sekali belum pernah berjumpa mari terus menjaga hubungan baik. Saya kadang suka salah kaprah pada banyak hal semoga itu tidak menjadi alasan kalian menghilang. Yakinlah saya masih terus belajar menjadi teman anda, menjadi orang yang anda kenal.
Dan untuk pasangan hidup, kalau kata orang-orang ini harus saya utarakan. Saya tidak berdoa banyak untuk anda, karena saya bingung meminta atau tidak nyatanya saya akan bertemu dengan anda. Sekarang saya sudah dua puluh empat. Entah kapan lagi kita bertemu lalu menjadi satu, yang pasti kamu harus tahu saya orangnya banyak mau. Sedikit aneh dan banyak tingkah kalau sudah semerawut.
Saya tidak pernah takut bertemu dengan anda saya lebih takut tidak mengenali diri saya ketika di depan anda nanti. Rumit kan? Itulah saya. Impian saya banyak, kamu mungkin tidak termasuk kedalamnya sebab Tuhan saya berkata kamu memang akan bertemu dengan saya yang waktunya entah kapan. Jadi jangan marah, karena bisa jadi kamu salah seorang yang menemani saya memeluk impian itu.
Terkejut? Bersabarlah, produk hasil didikan Ayah dan Mamak saya memang limited edition. Saya tidak ujug-ujug seperti ini, mungkin tidak selucu bayangan anda, tapi cukup dijadikan sebagai seorang teman yang sangat kooperatif dalam membangun impian dan harapan di sisa umur anda. Saya cantik menurut selera anda, atau mungkin tidak. Tapi cukuplah kalau disyukuri. Sudah , bagian anda segini saja.
Untuk kedua manusia yang sudah berjuang untuk hidup dan kebaikan saya selama ini. Terkadang lalai dalam ibadahnya karena memenuhi kebutuhan saya, saya selalu bermunajat kepada Tuhan. Tak hanya pada waktu-waktu sholat, pada saat kalian berdua sengaja atau tidak memarahi saya dalam hati ikut mengamini, semoga Allah memberikan umur yang panjang, diberkahi segalanya walaupun harus dimarahi bila-bila kalian ingin. Sebab diantara banyaknya do'a mungkin tak semua mendapat iya-Nya, maka waktu dimana kalian murka adalah waktu yang tepat untuk saya meminta pada yang kuasa, agar masih terus ada waktu untuk kita.
Selamat ulang tahun kak mahill yang kewreen sejagad rayaaaaa
ReplyDeleteYou mean so much for meh
Delete